Rabu, 28 November 2012

Mana yang utama?


Jika tujuan utamanya adalah untuk membuktikan pada org lain, maka pembuktian itu sendiri adalah hasil dari wujud keterjajahan. keterjajahan sudut pandang.

Judgement


Orang gampang terkagum-kagum. Orang juga gampang underestimated. Orang pasrah terhadap opini kebanyakan. Orang terjajah pada role modelnya sendiri. Orang tidak punya alternatif sudut pandang.


Rima



Orang terlalu mngaggumi kesan kata,tanpa paham benar makna kata itu pada konteksnya.puisi ga cm mengandalkan rima. Hidup tidak mmprioritaskan aksesoris.

Pengen Aja




A : Kenapa sih km pake baju ada quotenya gitu?
B : Pengen Aja
A : Kenapa sih kamu kok motret begituan?
B :  Pengen Aja,
A : Kenapa sih kamu kerjain itu?
B : Pengen Aja…
A : Ah, masak sih cumin pengen aja..
      Ga mungkinlah, sampai rela lembur ngerjain karya
      Jawabannya masak cuman pengen aja..
B : Kenapa sih km nanya gitu?
A : Ya pengen aja…

Entah ini jawaban dari org yang punya intuisi tingkat dewa tanpa rencana terukur, atau jawaban sebuah sikap tidak mau berbagi, atau sebuah contoh pertanyaan dengan tanda-tanda kepo…
Yang jelas, udah terlalu banyak layer dalam obrolan ini… rasanya butuh orang yang spontan dan jujur saat diajak ngobrol.. just talk..

Selasa, 06 November 2012

masturbasi

beberapa orang tak benar-benar teriak
untuk bicara....

beberapa yang lain  hanya komat-kamit..

tapi justru mereka yang dianggap berjasa....
dan terlihat berharga ...

meski dalam merangka mememuaskan hasrat sendiri...


(saat scam dimana-mana)

Jumat, 02 November 2012

hipster

Hari ini aku berdoa kepada Tuhan
agar sertai aku untuk tidak selingkuh...
sungguh doa yang aneh...

tapi beginilah doa seorang hipster
yang menyangka ketidak setiaan adalah mainstream




Kamis, 01 November 2012

penting yg relatip

"menurut gw cerita tentang penjual teh
itu keren banget"
"menurut gw, kaum marginal itu sebuah dimensi 
kehidupan yg wajib diceritakan"
"menurut gw tukang jual balon itu
selalu romantis untuk dikisahkaan" 

penting gak penting suatu cerita emang
sifatnya relatif banget.
sayangnya gak semuanya bisa ngukur.
jangankan buat tau mana yg penting
buat orang lain..
hal yang penting buat diri sendiri aja 
sering masih suka nggak paham.

lalu apa yang penting sih?
finally, cara yang paling gampang
buat gw sih  kembali lagi sama
originalitas..

original, hal tersebut nggak jauh-jauh
dari kehidupan gw sehari-hari

misalnya tentang freedom...
didalam bidup gw
freedom itu penting, bahkan bukan cm
tentang kesannya.
tp pesannya jugak...
tapi itu mnurut gw..

karena,
cara pandang kita ternadap suatu cerita
itu sama kayak cara kita memaknai hidup kita sendiri
dari situ kt bisa paham mana yang penting 
dan yang gak penting..

aspek cerita itu ada di
cara pandang gw terhadap banyak hal yang
terjadi pada hidup gw..
caranya ceritain sebuah kesan
yang mungkin gak pernah orang lain alami.

dg begitu cerita-cerita bisa kaya..
melalui orijinalitas pemikiran
yg outstanding...
bukan cuma lataah...

:)



Sabtu, 27 Oktober 2012

better

“No matter who you are, no matter what you did, no matter where you've come from, you can always change, become a better version of yourself.”
Madonna

“A lot of people are afraid to say what they want. That's why they don't get what they want.”
Madonna


i wake up in this morning beside gossip infotainment in my room just like everyday. i was hungry and i found a POP MIE , instant meal. i just need some different. better. 

Kamis, 11 Oktober 2012

my home

"Yaudah sih, mampir bentar"
"Buru-buru amat, kesana dulu yuk"
"Rumahnya kan gak ada jam malem santai aja kan?"
"Rumah yang itu bagus banget, keren"

Eniwei, tiap hari ngider mulu...
Ya gimana lagi, banyak maunya..
Banyak urusannya...
Atau kadang ya cuman diada-adain aja
Tiap udah mau balik rumah,
ada yang asik sampe bikin jadi mampir
ketempat yang rasanya hot,
yang rasanya sensasional...
 
tapi ya tetep finally pulang kerumah..
karena cuman disana bisa nerima
apa adanya
tempat dimana kasih sayang dan pengorbanan
lebih nyata daripada sensasi

tempat yang,
kita nggak harus selalu dress-up
atau selalu wangi...
yang cuman jalan-jalan pake kolor..
dan berantakin  sana-sini
(nothing understand me more than my house)

Rumah itu ibarat seseorang.
tempat dimana pulang..
meskipun akhir-akhir ini punya jam malam,
karena yang jaga capek begadang nungguin pulang..
(new rule of the game)

tapi seneng juga akhirnya pulang...
ternyata cuman rumah
yang bisa paham, yang bisa bikin nyaman...

semua yang diluar cuman kayak refrensi..
yang sebentar-sebentar langsung basi..

apalagi sih yang dicari Nin? 


apakah ini
"memilih" atau "menyerah"
biarkan waktu yang jawab.














Sabtu, 29 September 2012

Berpetualang

Akhirnya kemarin backpacker-an
ke Bali, Lombok, Gili Trawangan.
Ga direncanain terlalu lama
Spontanitas aja.
Karena mindset  dari awal udah back-pack,
rasa-rasanya badan kayak udah disetting secara otomatis
buat menghadapi kemungkinan terburuk.
Tapi finally ga ada yang buruk, semua asik..
bahkan keren..
Ternyata key wordnya cuma satu..
Cara menghadapi semua yang menghadang
adalah dengan sikap yang "Fleksibel"
Bag-packer = Fleksibel
Melalui berbagai kemungkinan dengan berbagai keterbatasan
apapun bisa aja terjadi.

Misalnya aja, harus jalan pas ga ada kendaraan.
Ya, gak masalah juga.
Kalo capek ya berhenti...
Beda banget kayak biasanya kalo ada event yang on schedule
Kamar belum jelas pasti ribut,
Shuttle bus AC nya kurang dingin bakalan protes..
Ekspetasi emang bikin sakit kadang-kadang..
Kalau yang terjadi enggak sesuai,
Fokus pun bergeser..
Bukannya solve the problem,
Tapi demo bertubi abisin energi...
Rasanya aneh juga bisa mikir begini,
Padahal sehari-hari masih manja..
Ini itu maunya beres,
Eniwei, positif thinking adalah kekuatan,
Humor juga pilihan yang gak pernah basi..
Dan meski fleksibel, bagpacker tetep punya fokus yang jelas
menuju suatu tempat yang diimpikan,
Tentunya dengan cara yang menyenangkan...
Cara yang dewasa...
Backpacker = Fleksibel = Fokus





Jumat, 15 Juni 2012

TANYAKAN

"Selidikilah hatimu sendiri dengan tekun, karena dari dalamnya mengalir persoalan kehidupan"

Akhir-akhir ini aku membiasakan diri
untuk bertanya
ke diri sendiri
sebenernya maunya apa sih?

(pada keadaan menimbang-nimbang, antara pilihan dan resiko, antara perasaan dan logika, antara keinginan dan kemampuan, antara ketentuan dan ketidakstabilan )


Selasa, 12 Juni 2012

MANUSIA SERAGAM

Sekarang ini kita menjumpai individu yang berperilaku seperti manusia yang bergerak otomatis, yang tidak tahu atau tidak mengerti dirinya sendiri, dan satu-satunya orang yang dikenalnya adalah orang seperti yang seharusnya, yang obrolan tanpa maknanya menggantikan percakapan yang komunikatif, yang senyum sintesisnya menggantikan tawa yang asli, dan yang perasaan putus asanya menggantikan rasa nyeri yang asli. 

Dua pernyataan dapat disampaikan sehubungan dengan individu ini. Satu adalah bahwa ia menderita kerusakan spontanitas dan individualitas yang kelihatannya tidak dapat disembuhkan. Sekaligus dapat dikatakan bahwa ia pada dasarnya tidak berbeda dengan jutaan orang seperti kita yang berjalan di muka bumi. (Erich Fromm)



MEMUJA LAKI-LAKI

gak tau kenapa perempuan jarang merayu laki-laki
 mungkin masih dirasa tabu kali ya..

persoalan merayu justru semacam keindahan
dan sayangnya emang bener,
sebagian besar lagu yang aku denger cenderung maskulin
misalnya aja yang pop nih
"pejantan tangguh"nya Sheila on Seven
"papa rock and roll" nya The Dance Company
Apalagi Sandy Sandoro...
Nah yang paling bisa bikin aku kepikiran berhari-hari adalah
jelas sang Iwan Fals
Anjriit..
Bayangin aja dia nyanyiin lagunya "Denting Piano" ,
"Kumenanti Seorang Kekasih"
Terus "Mata Indah Bola Pingpong"
aku sebagai seorang perempuan jadi tertarik
untuk merayu laki-laki juga dong..
Ahaha.. logika yang aneh
maka ga perlu pake logika deh mikirnya
aku cuman ngerasa,
jangan-jangan emang iya sebagian besar penulis lagu emang laki-laki
dan perempuan emang merasa senang dinyanyiin.. hahaha...
entah kapan, nanti atau besok...
aku juga pengen bikin lagu yang bisa ngerayu,
ngrayunya sampe matiiih (hahahha)
trus pas sebelum manggung,
aku bilang gini nih
"ehm, jadi siapa yang mau aku rayu malam ini?"
bhahaha...
mungkin aku akan berusaha mengungkangkapkan
laki-laki dari sudut pandangku seperti apa
mungkin dipostingan berikutnya,,, aku akan memuja laki-laki... :)

Minggu, 20 Mei 2012

Rahasia Movie

Kali ini aku dapet kesempatan buat belajar bikin film.
Bersama mentor yang asik setingkat B.W Purbanegara.
Waktu itu aku dapet naskah tahap 1 dari Farida Susanti yang juga penulis novel.
Seiring waktu berjalan, kita banyak ngubah alur cerita, tujuannya ya bikin cerita jadi lebih efektif.
Disini aku belajar banget gimana caranya melakukan syuting efektif,
yang harapannya membantu cerita jadi nggak bertele-tele dan tentunya nggak over budget.
Over all terlepas dari urusan teknis, cerita ini emang "gue banget" .
At least aku menerjemahkan cerita ini dengan caraku.
Cerita "Rahasia" ini mengisahkan tentang pertemuan seorang anak perempuan dan bapak tua di kereta dalam perjalanan dari Jogja menuju Surabaya.
Perjalanan itu menjadi sebuah kesempatan untuk saling mengungkapkan rahasia yang selama ini mereka pendam.  
Please watching : "RAHASIA" movie.

Buat aku, setiap orang berhak mempunyai rahasia dalam hidupnya.
Entah itu anak-anak atau orang tua.
mungkin bila dianalogikan seperti kotak hitam di pesawat.
Isinya rekaman dan disimpan. Ruang seperti itu juga ada pada benang-benang syaraf memori di otak .
Kita bisa menyimpannya sampai merasa ingin mengungkapkan kepada orang lain. Atau justru harus menunggu hantaman keras baru bisa dilihat orang lain seperti kotak hitam. wew...
Seandainya semua pikiran bisa ditebak, mungkin kita bisa menemukan banyak cerita unik yg muncul dari apa yang ada dibenak orang.
Sayangnya menjadi tau juga bukan selalu jadi pilihan yang tepat apabila ternyata rahasia yang disimpan bukanlah berita baik.

Rabu, 21 Maret 2012

Memantul

Itulah mengapa ketenangan bisa juga jadi masalah.
Mereka yang tertindas justru bergerak lebih cepat.
Disinilah takdir bola terjadi.
Semakin keras dilempar ke bawah
maka akan semakin tinggi memantulnya.

Selasa, 20 Maret 2012

Freelancer

Menapaki perkuliahan akhir,

kehidupan bergerombol sepertinya sudah selesai..

Di kampus fisip ini jelas gak ada yang garap skripsi

pake cara kerja kelompok.

Now, akhirnya kebanyakan aku sendirian..

Ngopi sendirian, ngetik sendirian,,

Dulu pas masi jaman kuliah, rasanya rada sebel didikte sama schedule

Ribet banget kalo musti ngatur waktu sama job,

sekarang pas udah dilepasin job-jobnya..

eh kok rasanya aneh ya,

buku organiser yang bisanya penuh jadi sepi…

Hey, tapi aku kan sekarang punya 24 jam kebebasan!

Mau ngapain juga boleh..

Mungkin ini yah yang diidampkan para pekerja kantoran yang banyak lembur…

Ya gak semua sih,

cuman buat mereka yang emang pengen berdiri sendiri,

yang pengen meredeka,

pasti seneng banget kalo waktu berada ditelapak tangannya…

wait, kemerdekaan??

gimana caranya biar merdeka ya?

gini sih, gimana caranya bisa memperjuangkan kemerdekaan

kalau misal yang bener dan salah aja masih bingung..

gimana bisa merdeka kalo misal memanage kemerdekaan aja gak bisa..

terus kalo udah dikasih mau ngapain?

aku sendiri selalu merasa bahwa puncak karier seseorang tu yaaa

pas dia udah bebas menentukan jalan

mungkin sebutanya freelancer,

nggak terikat waktu, nggak terikat kontrak,

tapi bukan tentang kebebasannya doang sih,

seenggaknya mereka bisa punya statement dalam menjalani kebebasannya

mereka bisa memilih project/pekerjaan yang menurut mereka worth it..

bukan stay dikantor buat ngerjain job paketan ampe lembur..

mereka punya selera dan aliran/genre sendiri…

dalam berkreatifitas..

tapi udah siapkah kita?

menanggung beban kemerdekaan itu?

mengatur banyak hal sendirian, mengenai jadwal, mengenai uang..

hari-hari skripsi aja udah lumyan bikin ribet..

mengaduk-aduk hati dan mood…

terus gimana kalo mau jadi freelancer? yang musti move on stiap hari…

atau emang jiwa kita ini masih seperti robot, yang perlu diatur disana-sini

yang tetep harus 9-5 hours office

yang gak bakal kerja kalo gak ada deadline..

yang harus bareng-bareng temen buat fight…

kita emang gak mungkin bisa hidup sendiri,

tapi memperjuangkan kemerdekaan diri emang gak gampang..

apalagi kalau kita masih belum kokoh…

belum bisa tanggung jawab ngebawa diri lebih usefull didalam kehidupan..

memanage kebebasan dengan baik..

dengan bukan sembarangan sibuk,

atau luntang-luntung…

bagaimanapun sistemnya (kantoran/freelancer)

kembali lagi ke diri sendiri…

sejauh mana kita perlu mendapatkan kemerdekaan..

sejauh mana kita memang mampu mempertanggung jawabkannya…

itsn’t easy.. just like doing “SKRIPSI”…

everyday ….

-ditulis pada masa-masa mengerjakan skripsi, lebih banyak tidak sibuk, tidak berkompetisi dengan orang lain, tapi berusaha menaklukan diri sendiri, mencoba membentuk ritme tanpa sistem kelompok-

why?

a Man must be strong,
a Man must be a hero,
I learn it because I'm a woman

And it'll be a mistake if i'm stronger.
And it'll be a mistake if they are not stronger.

that's sociecty..

Senin, 19 Maret 2012

The Independent Media for Indie Music

The New Independent Media for Indie Music Youth , Media and Parcipation
Oleh : Nindya Raras

Sebuah perubahan besar telah terjadi di industri musik dunia. Setelah teknologi mengubah lagu menjadi digital yaitu dari kaset menjadi CD, orang dengan bebas mengkopi lagu, mengunduh ataupun berbagi dengan menggunakan sistem bluetooth. Para musisi merasa fenomena yang terjadi ini adalah petaka bagi perkembangan kariernya. Banyaknya penurunan pembelian CD, dan menjamurnya produk bajakan membuat perusahaan label pun kini mengantisipasi dengan mengambil ceruk bisnis yang lebih luas, tidak hanya mengurusi rekaman, distribusi lagu dan promosi namun juga pendirian menejemen artis. Keuntungannya adalah tidak hanya diperoleh dari penjualan CD, namun juga melalui pertunjukan langsung di Televisi maupun pada acara-acara musik. Begitu banyak menejemen artis kini tumbuh di Indonesia, yang terikat dengan label, maupun yang berdiri sendiri, contohnya saja Republik Cinta Ahmad Dhani, Pangeran Cinta, oleh Charlie ST12 dan masih banyak lainnya. Berbekal pengalaman dan popularitas pendirinya, mereka mengorbitkan artis-artis baru. Seperti apa artis yang diorbitkan, itu kembali pada kebijakan perusahaan, berkaitan dengan perjanjian bisnis dan selera yang penilainnya dipegang oleh label atau menejemen artis tersebut.

Sebenarnya bahasan mengenai label yang dianggap melakukan hegemoni di industri musik sudah ada sejak dulu, hingga muncul sistem indie music atau musik independent yang tumbuh tidak melalui mayor label. Dalam bentukan indie, musisi tidak perlu harus lolos kualifikasi yang standartnya adalah penilaian pihak perusahaan label. Para indie memiliki komunitasnya sendiri yaitu penggemar aliran musik yang sama. Berbicara mengenai komunitas, hal inilah yang bisa dipetik dari keunggulan indie. Mereka memiliki komunitasnya sendiri. Lalu apakah digitalisasi musik mengancam mereka? Jawabanya adalah sebaliknya. Justru berbagi secara digital merupakan sistem yang memudahkan komunitas untuk lebih solid, lebih berinteraksi, bahkan memperluas jaringannya.

Sampai kapan harus menunggu?

Sering rasanya menjumpai seorang teman yang bercita-cita menjadi musisi sukses dan terkenal. Banyak dari mereka harus berkeliling mengirimkan demo ke mayor label dan berharap kelak diantara ratusan keping CD yang tertumpuk disana, karyanya bisa didengar oleh produser. Bila beruntung, produser akan jatuh hati pada karyanya, lalu mau melakukan proses rekaman dan mempromosikan untuk menjadi musisi profesional dan terkenal. Tentunya dengan berbagai perjanjian tertentu dalam hal pembagian hasil penjualan album CD. Cara yang lain adalah memiliki cukup modal, kemudian membayar label sebagai pihak untuk mendistribusikan demo lagu ke radio-radio. Sampai di radio, Music Director (Direktur Musik) akan memilih dan menentukan lagu manakah yang paling tepat untuk diputarkan. Seorang MD akan memilih lagu yang sesuai dengan segmentasi radio, selera pendengar dan juga beberapa pertimbangan khusus. Maka dari itu dalam tahapan ini ada kemungkinan demo lagu tersebut tidak jadi diputar, kecuali bila pihak label telah memiliki kerjasama khusus dengan radio, lagu akan diputar sebanyak perjanjian yang sudah ditetapkan. Jadi, ada biaya yang dikeluarkan oleh label demi diputarnya lagu di radio. Bila harus membayar tentu memerlukan biaya yang lebih besar untuk sistem titip edar. Lalu bila segala upaya yang dijalankan melalui “jalurnya” sudah tidak lagi memberikan peluang bagi musisi apalagi yang harus dilakukan? Sampai kapan menunggu jawaban?
Menggunakan semangat indie.
Menjadi independent adalah esensi dari pemberian nama indie kepada musisi atau band, atau musik itu sendiri.Pada mulanya, istilah musik independent atau yang dikenal sebagai musik indie digunakan untuk menggambarkan kemerdekaan musik dari mayor label. Kelompok ini sebagian besar otonom. Orang-orang dari kelas indie yang melakukan segala hal bagi dirinya sendiri. Contohnya dalam proses rekaman, publikasi dan pertunjukan. Kelompok indie biasanya tidak tertarik untuk meminta bantuan nama-nama besar dari industri musik.
Sejarah pergerakan musik indie terekam pada tahun-tahun 1960an. Formatnya Pop, Rock,dan sedikit R & B. Lirik dari lagu-lagu ini terinspirasi oleh perdamaian, cinta dan pemikiran anti-perang. Pada waktu itu contohnya saja band bernama Velvet Underground. Mereka menciptakan musik dengan tidak menggunakan standart parameter kebanyakan orang pada jamannya. Selain itu pada awal tahun 60an, Elvis Preasley berhasil menggemparkan dunia musik. Elvis sukses merubah paradigma bermusik di Amerika. Pada jaman itu juga, lorong-lorong bawah tanah stasiun kereta (subway) disulap menjadi panggung-panggung pertunjukan oleh para seniman-seniman di Paris, Perancis. Para seniman itu mencoba mendekatkan diri langsung dengan massa, menentang pola berkesenian elitis ala seniman mainstream. Bahkan puisi, teater, musik dan produk kesenian lainnya pada massa itu, sarat dengan nuansa kritis. Semangat independent inilah yang harus selalu dibawa, agar musisi tidak lagi tergantung pada penguasaan industri dalam bentuk label atau menejemen artis ternama saja. Musisi seharusnya meimiliki kesempatan untuk didengar oleh khalayak, dinilai dengan objektif. Bila memang akses menuju ruang media mainstream seperti TV dan Radio masih susah untuk ditempuh, setidaknya musisi dapat memanfaatkan gelombang digital musik sebagai jalannya. Digitalisasi musik tidak akan menjadi petaka yang menghambat laju karir ,namun justru sebuah kesempatan emas untuk dapat melakukan berbagai strategi baru.

Pemusik indie memiliki media independen

Menjadi independen adalah sebuah pilihan tepat untuk memulai karir dibidang musik pada era yang modern ini. Dengan perkembangan teknologi informasi yang kian pesat, ada beragam strategi yang bisa ditempuh untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang produk musik yang ingin diperkenalkan. Memiliki media untuk menunjukan karya pribadi adalah salah satu perwujudan sikap musisi yang Independent.
Sejauh ini kita telah mengenal beragam situs-situs online untuk musik. Bila berbicara tentang musik, situs yang paling familiar untuk memutarkan video musik adalah melalui Youtube dan Myspace. Youtube sifatnya lebih umum karena ragam video yang tersedia sngat luas tidak melulu musik, beberapa wawancara dengan tokoh musik juga tersedia disana, kemudian aksesnya untuk mengunggah video sangat mudah dan namanya sudah sangat popular. Myspacemerupakan situs yang kontennya telah dikenal memiliki orientasi kepada musik. Setiap orang dapat membuat sebuah akun pribadi. Didalamnya pemilik akun dapat mengunggah video, foto, lagu, tulisan, dan sebuah kelebihan lainya yaitu tampilan akun tersebut juga dapat dikemas sesuai dengan keinginan pemiliknya. Setiap orang juga dapat berjejaring melalui Myspace. Untuk mengunduh suatu lagu, Pure Volume dan 4shared menjadi aplikasi yang banyak diakses karena kemudahannya.
Pada dasarnya masih ada beragam cara lain untuk membagi informasi tentang musik. Facebook adalah social media platform yang kini telah memiliki jutaan pengguna, bahkan Indonesia telah mencapai peringkat pengguna terbesar ke tujuh didunia. Twitter juga mengalami peningkatan hingga menempatkan posisi Indonesia sebagai pengguna terbesar di Asia. Situs pertemanan ini menjangkau setiap orang secara personal, sehingga dengan berteman dengan banyak pihak musik yang dibuat dapat menjaring penggemarnya.Melalui media yang begitu bebas menyediakan dirinya untuk diapat dimiliki seorang pemilik akun, seharusnya ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk memerkenalkan diri ke khalayak. Memberi kesempatan kepada khalayak untuk menilai sendiri tentang musik yang disuguhkan. Bukan tidak mungkin sesuatu yang terlihat minor mampu mengubah paradigma mayor. Pada dasarnya musisi berhak memiliki kesempatan untuk menunjukan diri dan dinilai oleh masyarakat. Mengenai hasil penilaian tentu khalayak yang akan menentukan. Hasil penilaian tersebut juga dipengaruhi oleh bagaimana kreatifitas musisi untuk menarik perhatian masyarakat sehingga bila produk musik yang dihasilkan bagus dapat diminati oleh khakayak.

Bagaimana bisa menarik perhatian?
Memang tidak mudah untuk menjadi pusat perhatian diantara ratusan bahkan ribuan akun di jejaring social media, namun kesempatan itu selalu ada, karena disini musisi tidak lagi berhadapan dengan pemodal atau pemilik media yang dapat mengekang dan mengatur secara ketat penggunannya seperti media mainstream Televisi misalnya. Maka dari itu langkah-langkah strategis harus dipersiapkan secara matang agar dapat selalu pro aktif terhadap situasi. Kita bisamengambil contoh dari strategi promosi Lady Gaga. Seorang Lady Gaga kini mampu bersinar di industri musik dunia. Lady Gaga juga menggunakan situs-situs jejaring social yang sama seperti yang digunakan kebanyakan orang. Melalui twitter dia dengan rajin akan menyapa penggemarnya, bahkan dia juga memberi kesempatan penggemarnya untuk mengunggah semua video pertunjukan yang diambil secara pribadi saat Lady Gaga beraksi.

Menjadi unik melalui media yang unik

“The Medium Isn’t The Message” adalah sebuah statement dari presentasi yang diungkapan oleh Rob Alyn dalam pertemuan Asia Pacifik Media Forum di Bali Indonesia. Lalu, “The King Is The Content” kemudian ia menambahkan pada kalimat selanjutnya. Jadi, adalah sebuah keuntungan ketika kita dapat menggunakan sebuah media komunikasi yang unik, namun yang lebih penting perlunya konten yang tetap menjadi utama dalam sgala aspek strategi komunikasi. Seorang Lady Gaga mampu menunjukan dirinya yang beropini. “There’s nobody like me, and there never was” adalah sebuah kalimat pembuka diawal tulisannya. Menjadi menarik ketika figur yang menyanyikan lagu juga sangat memahami makna dari lirik-liriknya dan memiliki sudut pandang pemikiran yang juga berpengaruh . “Some women choose to follow men, and some women choose to follow their dreams. If you’rewondering which way to go, remember that your career will never wake up and tell you that it doesn’t love you anymore. — Lady Gaga.
Ketika produk dari musik itu sendiri sudah memiliki keunikan, maka strategi promosi secara online dapat dilakukan dengan menarik. Contohnya saja audrey dan gamaliel dari Indonesia, karena suaranya yang bagus telah terdengar oleh ratusan ribu penonton di youtube, kini mereka telah memperoleh popularitasnya. Mereka mengunggah sendiri berbagai versi video. Contoh lainya adalah Justin Beiber yang meroket berkat video yang diunggah oleh ibunya di Youtube. Tentu dengan berbagai gimik menarik, audience akan secara otomatis juga akan membagi informasi pada orang lain, sehingga semakin banyak orang yang mempunyai kesempatan untuk mendengar lagu ini.

Bermain melalui viral

Viral marketing is the Internet version of word-of-mouth marketing, that involves creating an E-Mail message or other marketing event that is so infectious that customers will want to pass it along to their friend.
Armstrong and Kotler (2004:90)
Viral marketing dalam komunikasi online dapat tercipta dengan adanya gimik yang menarik, seperti pancingan video lucu atau gambar-gambar yang kontroversial. Biasanya setelah diunggah melalui social media akan menimbulkan suatu efek yang cepat, karena akses online memiliki perubahan yang sangat cepat perdetiknya. Sehingga bila isu yang dikeluarkan memang menarik, maka posting mengenai bahasan serupa akan muncul bertubi-tubi. Bila hal ini terjadi tentu sangat membantu dalam promosi musik. Namun dalam mengemas viral tentunya harus tetap disesuaikan dengan karakteristik yang ingin ditampilkan. Selain itu kemasan viral sebaiknya dibuat tidak hanya sekedar meniru apa yang sudah ada, hal ini demi menghindari kebosanan. Perlunya memahami target audiens dan adanya kepekaan terhadap kehidupan sosial dapat membantu arahan pesan yang positif .

Berinteraksi dengan penggemar

Berangkat dari media independen, penambahan penggemar banyak ditentukan oleh interaksi musisi terhadap audiensnya. Dalam kasus pengembangan musik yang memang beranjak dari nol, musisi memang harus intens berkomunikasi dengan target audiensnya.
Segala sikap yang ditunjukan dalam Media Independen harus dibarengi tindakan nyata. Meski hanya beraksi disebuah panggung kecil setidaknya musisi indie mampu menjaring audiensnya. Bila kurang berhasil, maka pertunjukan itu bisa diabadikan untuk kemudian diunggah di youtube atau Myspace. Seandainya persiapan lebih matang bahkan mengunakan Ustream.com atraksi panggung itu bisa ditampilkan secara live dengan sistem TV streaming. Sehingga acara ini bisa dibuat seperti tampilan video layaknya acara TV, meski dengan output gambar yang sedikit lebih rendah kualitasnya.

Audiens menghargai sesuatu yang baru

Khalayak menyukai munculnya musisi independen. Apalagi bila musik yang disuguhkan mampu dijadikan sebagai pembanding musik-musik mainstream yang kini berkembang di Indonesia. Lalu kapankah musisi berhenti mengeluhkan ketidakadilan industri label dan juga peredaran musik dengan kualitas rendah. Melalui sebuah media pembanding yang Independen perubahan bisa diwujudkan. Hinga kelak, para musisi yang mengawali karirnya secara independen dapat memiliki bargain power terhadap industri. Apalagi saat penggemarnya sudah mencapai jumlah yang mampu membuat orang-orang besar di industri musik tercengang. Pada kesempatan itu musisi bisa saja meninggalkan sistem awal mula atau tetap konsisten dengan strategi independen. Akan tetapi, meski memutuskan bekerja sama dengan mayor label, musisi tetap memiliki kebebasan dalam menentukan musiknya, dan arah kariernya sendiri.



Juara 1 Essay di Pekan Komunikasi UI 2011


Daftar Pustaka



Kotler P & Armstrong G. (2004) “Principle of Marketing”, 10 edition/International Edition, Prentince Hall, New Jersey.

http://www.indieupdate.com/indie-music-blog/history-of-indie-music/

http://www.slideshare.net/jessedee/10-ways-to-be-a-marketing-genius-like-lady-gaga-